Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak
organ dan system tubuh yang ditimbulkan oleh alergi
terhadap makanan. Dalam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai
untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi
hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya
adalah reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV.
Tidak semua reaksi yang tidak diinginkan
terhadap makanan merupakan reaksi alergi murni, tetapi banyak dokter atau masyarakat
awam menggunakan istilah alergi makanan untuk semua reaksi yang tidak
diinginkan dari makanan, baik yang imunologik atau non imunologik. Batasan
lebih jelas dibuat oleh American Academy of Allergy and immunology,The National
Institute of Allergy and infections disease yaitu :
- Reaksi simpang makanan (Adverse food reactions)
> Istilah umum untuk reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yang
ditelan. Reaksi ini dapat merupakan reaksi sekunder terhadap alergi
makanan (hipersensitifitas) atau intoleransi makanan.
- Allergy makanan (Food Allergy) > Alergi
makanan adalah reaksi imunologik yang menyimpang. Sebagian besar reaksi
ini melalui reaksi hipersensitifitas tipe 1.
- Intoleransi Makanan (Food intolerance) >
Intoleransi makanan adalah reaksi makanan nonimunologik dan merupakan
sebagian besar penyebab reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan.
Reaksi ini dapat disebabkan oleh zat yang terkandung dalam makanan karena
kontaminasi toksik (misalnya toksin yang disekresi oleh Salmonella,
Campylobacter dan Shigella, histamine pada keracunan ikan), zat
farmakologik yang terkandung dalam makanan misalnya tiramin pada keju,
kafein pada kopi atau kelainan pada pejamu sendiri seperti defisiensi
lactase, maltase atau respon idiosinkrasi pada pejamu.
Tanda dan gejala alergi makanan Keluhan
alergi sering sangat misterius, sering berulang, berubah-ubah datang dan pergi
tidak menentu. Kadang minggu ini sakit tenggorokan, minggu berikutnya sakit
kepala, pekan depannya diare selanjutrnya sulit makan hingga berminggu-minggu.
Bagaimana keluhan yang berubah-ubah dan misterius itu terjadi. Ahli
alergi modern berpendapat serangan alergi atas dasar target organ (organ
sasaran).
Reaksi alergi merupakan manifestasi
klinis yang disebabkan karena proses alergi pada seseorang anak yang dapat
menggganggu semua sistem tubuh dan organ tubuh anak.. Organ tubuh atau sistem
tubuh tertentu mengalami gangguan atau serangan lebih banyak dari organ yang
lain. Mengapa berbeda, hingga saat ini masih belum banyak terungkap. Gejala
tergantung dari organ atau sistem tubuh , bisa terpengaruh bisa melemah. Jika
organ sasarannya paru bisa menimbulkan batuk atau sesak, bila pada kulit
terjadi dermatitis atopik. Tak terkecuali otakpun dapat terganggu oleh reaksi
alergi. Apalagi organ terpeka pada manusia adalah otak. Sehingga dapat
dibayangkan banyaknya gangguan yang bisa terjadi.
HUBUNGAN AUTISME DAN ALERGI
Autisme adalah gangguan perkembangan
pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam
bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Autism
hingga saat ini masih belum jelas penyebabnya. Dari berbagai penelitian klinis
hingga saat ini masih belum terungkap dengan pasti penyebab autisme. Secara
ilmiah telah dibuktikan bahwa Autisme adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh muktifaktorial dengan banyak ditemukan kelainan pada tubuh
penderita. Beberapa ahli menyebutkan autisme disebabkan karena terdapat
gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan
psikiatri/jiwa. Terdapat juga pendapat seorang ahli bahwa autisme disebabkan
oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi
zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan
masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autisme.
Tetapi beberapa penelitian menunjukkan
keluhan autism dipengaruhi dan diperberat oleh banyak hal, salah
satunya karena manifestasi alergi.Renzoni A dkk tahun 1995 melaporkan
autism berkaitan erat dengan alergi. Menage P tahun 1992
mengemukakan bahwa didapatkan kaitan IgE dengan penderita Autism.
PROSES TERJADINYA PENGARUH ALERGI TERHADAP
AUTISME
Hubungan alergi makanan dan Autisme dapat
dijelaskan karena adanya pengaruh alergi makanan terhadap fungsi
otak. Patofisiologi dan patogenesis( proses terjadinya
penyakit) alergi mengganggu sistem susunan saraf pusat khususnya
fungsi otak masih belum banyak terungkap.